๐™ด๐š๐š’๐šœ๐š’ ๐™ป๐š’๐š‹๐šž๐š›๐šŠ๐š— ๐šƒ๐šŠ๐š‘๐šž๐š— ๐™ฑ๐šŠ๐š›๐šž๐ŸŽ‰

Haloo sobat blogger ๐Ÿ‘‹๐Ÿป
Aku Raka dari absen 31 kelas IX A, akan menceritakan pengalaman ku pada saat masa liburan dalam bentuk narasi.

Liburan saya kali ini merupakan salah satu liburan terbaik bagi diri saya pribadi. Berbeda dengan liburan saya biasanya yaitu berdiam diri dirumah serta bermalas-malasan (diluar libur pun begitu). Liburan kali ini bagi saya sangat berwarna dan penuh petualangan. 

Walau katanya liburan, nyatanya kegiatan diluar sekolah masih menunggu. Seperti sudah sebuah habbit saking seringnya. Pada liburan kali ini saya mendapatkan sebuah jadwal kegiatan di FAD Bali. Tepatnya di Renon, Denpasar. Kesempatan besar bagi saya untuk memulai suatu liburan yang bagus, syukur bisa ke Denpasar. Tepat pada tanggal dimana seluruh umat Kristen merayakan hari Natal ๐ŸŽ„. Saya dan satu teman saya berangkat menggunakan bis dengan getaran yang entah berapa frekuensinya (tentu lebih tinggi dari motor supra butut). Saya berangkat pada siang hari, sayangnya cuaca sangat panas. 

Kami pun menaiki bis hijau itu (masih dengan frekuensi yang sama). Kami pun melaju. Tiba di Rambut Siwi, di dekat Anjungan CERDAS, di sekitar Rambut Siwi. Mobil kami yang sangat kami percaya akan dapat mengantarkan kami. Ternyata terdapat kendala, remnya panas dan tidak dapat melanjutkan mengantar kami. Kami pun ditukarkan ke bis lainnya. Bis berwarna biru, dengan spek yang jauh dari bis sebelumnya (setidaknya frekuensi tidak sebesar tadi). 

Tibalah kami di Ubung, tidak di terminal namun di Circle K. Saya mengira kendala kami hanya disitu saja. Namun ternyata tidak, uang yang kami bawa untuk membayar bis hilang, jatuh entah dimana. Uang 100rb itu sepertinya hilang di bis hijau yang sebelumnya mengantar kami. (Catatan: Tiket bis seharga 40rb per orang). 100rb tersebut sudah include membayar tiket kami berdua namun hilang begitu saja. Tapi untung teman saya membawa uang lebih dan dapat membayar tiket untuk kami berdua. Kami pun turun dan mencarinya dengan keringat dingin. 

Tiba di bangku Circle K. Kami terus mencari. Permasalahannya, uang yang hilang itu adalah uang yang saya pegang. Saya merasa sudah memasukkannya ke saku celana. Namun naas tidak ada pada saat dibutuhkan. Saya berpikir, "Enak ya sopir tadi, tidak jadi narik penumpang malah dapet 100rb gratis". Saya langsung menelfon ibu saya yang berada di Gianyar untuk mentransfer kembali 50rb itu. Saya pun jujur menceritakan bahwa uang kami hilang, termasuk saya. Untungnya ibu tidak marah. 

Setelah melalui drama yang begitu panjang kami pun berpisah. Teman saya ke dinas provinsi untuk mengurus kegiatan, saya ke rumah ibu di Gianyar. Mungkin kamu bertanya kenapa saya tidak ikut. Alasannya karena teman saya adalah panitia, dan saya bukan. Selain itu saya bertujuan untuk kerumah ibu saya terlebib dahulu setelah sampai di Denpasar. Lantas, saya pun dijemput oleh bapak. 

Besoknya, tanggal 26 Desember saya pun menghadiri kegiatan tersebut di Renon. Diantar oleh bapak juga. Hari yang seru dengan drama yang seru juga terjadi kemarin. Saya bertemu dengan seluruh anak-anak hebat dari seluruh kabupaten di Bali. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pemilihan ketua dan musyawarah anggota FAD Bali yang hanya dilaksanakan 2 tahun sekali. 


Sepulang dari sana, saya tidak langsung balik ke Jembrana, namun saya menghabisi waktu libur di rumah ibu. Sekitar 1 minggu lebih saya menghabiskan waktu disana. Destinasi yang saya kunjungi antara lain ada Icon Bali, Taman Puputan, dan Gramedia di Gatsu. Di Gramedia saya mencari buku-buku yang saya incar dari awal. Yaitu Madilog dari Tan Malaka, sebuah karya pikiran legendaris dari Bapak Republik Indonesia. Namun setiba saya disana dan membaca buku itu, saya rasa diri saya belum mampu untuk memahami pikiran kompleks itu. Saya pun mengganti target dan melihat sebuah buku yang berjudul Sapiens karya Yuval Noah Harari. 


Saya pun merayakan tahun baru disana. Akhirnya anak desa ini melihat keindahan perayaan tahun baru di kota. Sungguh berbeda dengan di Jembrana. 

Saya kembali sendiri naik bis dari Ubung ke Negara. Seperti biasa, bis Denpasar Gilimanuk. Yah.. setidaknya tidak dengan bis hijau. Sebuah kebanggan bagi saya bisa kembali sendiri dari Denpasar ke Negara dengan selamat. Walau sempat pesimis akan lewat sampai Gilimanuk, namun syukur tidak. 

Liburan yang menyenangkan dan penuh makna bagi saya. Banyak pelajaran yang dapat saya petik. Mulai dari lebih menjaga barang terutama uang, belajar untuk mandiri dan berani untuk berjalan sendiri dan masih banyak lagi. Semoga cerita ini dapat berkesan (tidak dengan bis hijau). Terimakasih sudah membaca ๐Ÿคฉ๐Ÿ‘‹๐Ÿป


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkenalan Diri

๐๐š๐ก๐ฅ๐š๐ฐ๐š๐ง ๐’๐ฎ๐ฉ๐ž๐ซ ๐ˆ๐ง๐ฌ๐ฉ๐ข๐ซ๐š๐ญ๐ข๐Ÿ